Ciri – ciri
:
- Dibentuk oleh dua kata atau lebih.
- Dapat berdiri sendiri.
- Menduduki satu unsur yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan saja.
- Masing – masing unsur tetap mempertahankan makna aslinya.
- Di antara konstituennya dapat disisipkan kata.
- Urutan kata bersifat kaku atau tidak dapat dibalik susunannya.
- Memiliki satu intonasi.
- Fonologis kata terakhir umumnya memiliki tekanan yang lebih keras.
- Tidak memiliki makna baru.
Jenis - jenis :
1. Frasa Endosentris : Frasa
ini mempunyai kedudukan dalam fungsi tertentu, yang dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur
frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut
unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa ini adalah frasa yang memiliki unsur
pusat.Frasa Endosentris
terbagi dua yaitu :
a. Frasa Endosentris Bersumbu Satu :
i. Frasa
Nominal : Kelompok kata benda yang dibentuk untuk memperluas sebuah kata benda
ke kiri dan ke kanan. Ke kiri menggolongkan, contoh : beberapa butir telur dan
ke kanan sesudah kata benda (inti) berfungsi membatasi, contoh : telur beberapa
butir.Frasa nominal dibagi menjadi dua yaitu :
1. Frasa Setara : Frasa yang tidak
memiliki unsur inti dan memiliki relasi antar kata yang kesetaraan atau
kesejajaran. Antara kata dapat disisipi kata “dan” & kata “atau”. Contoh :
suami istri, bumi langit dll
2. Frasa Bertingkat : Relasi
antar kata frasa bertingkat tidak setara atau tidak sederajat sebab salah satu
kata menjadi bagian pokok dan kata lainnya menjadi bagian pelengkap. Contoh :
rumah bagus, baju baru dll.
ii. Frasa
Pronominal : Frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Contoh : kami semua, kalian
semua dll.
iii. Frasa
Verbal : Kelompok kata yang dibentuk denga kata kerja. Contoh : sedang menulis.
Contoh : berkerja keras, sedang menulis dll.
iv. Frasa
Adjektival : Kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat atau keadaan sebagai
inti. Contoh : agak baik, selalu rajin dll.
b. Frasa Endosentris Bersumbu Jamak :
i. Frasa
Koordinatif : Frasa yang terdiri atas dua unsur pembentuk atau lebih yang
sederajat dan dapat saling dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, seperti dan,
tetapi, atau, maupun dll.
ii. Frasa
Apositif : Frasa yang saling merujuk sesama unsurnya sehingga dapat
dipertukarkan satu sama lain. Contoh Indonesia, tanah airku dapat ditukar
menjadi tanah airku, Indonesia.
iii. Frasa
Atributif : Frasa yang ditandai dengan oleh adanya unsur yang berfungsi sebagai
inti danatribut frasa. Contoh : ketua DPR, sekolah inpres dll.
2. Frasa Ambigu : Frasa yang memiliki
makna tidak jelas atau bermakna ganda. Contoh : Perancang baju wanita,bisa
berarti perancang baju yang berjenis kelamin pria atau orang yang merancang
baju pria.
3. Frasa Eksosentris : Frasa
eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat.Jadi , frasa eksosentris adalah
frasa yang tidak punya UP.Berikut beberapa jenis frasa eksosentris :
a. Frasa Adverbial : Frasa uang
mengandung kata keterangan.Contoh nanti malam, besok sore dll.
b. Frasa Preposisi : Frasa yang
mengandung kata depan. Contoh : di sebuah rumah, sejak tadi pagi dll.
c. Frasa Numerik : Frasa yang mengandung
kata bilangan. Contoh : lima botol kecap, sembilah gelas dll.