Sebuah wacana pasti terikat oleh
konteks.Tanpa konteks , yaitu hanya dengan bahasa, tidak akan tercipta wancana
yang dapat dipahami.Sebuah papan nama bertuliskan Awas, anjing galak!, misalnya ,tidak merupakan wacana apabila
diletakkan bersama barang yang lain di dalam sebuah gudang tempat penyimpanan
barang ronsokan.Sebuah kalimat di dalam teks pun pasti berkaitan dengan kalimat
lain yang datang sebelum atau sesudahnya.Demikian pula, di sisi lain, tanpa
bahasa, tidak akan ada wancana.
Ada sesuatu yang menciptakan suatu
wacana,yaitu adanya unsur – unsur bahasa yang saling merujuk dan berkaitan
secara senmatis ( Halliday dan Hasan 1976 ). Keadaan unsur – unsur bahasa yang
saling merujuk dan berkaitan secara semantisitu disebut kohesi.Dengan kohesi,
sebuah wancana menjadi padu : setiap bagian pembentuk wancana mengikat bagian
yang lain secara mesra dan wajar.
Kohesi tidak datang dengan
sendirinya, tetapi diciptakan secara formal oleh alat bahasa, yang disebut pemarkah
kohesi, misalnya kata ganti (pronomina), kata tunjuk ( demonstrativa ), kata
sambung ( konjungsi ), dan kata yang diulang . Pemarkah kohesi yang digunakan
secara tepatmenghasilkan kohesi dengan jenis sebagai berikut.
A. Kohesi Gramatikal
Kohesi
gramatikal adalah hubungan semantis antarunsur yang dimarkahi alat gramatikal –
alat bahasa yang digunakan dalam kaitannya dengan tata bahasa. Kohesi
gramatikal, dapat berwujud :
·
Referensi atau pengacuan
Referensi
adalah hubungan antara kata dan objeknya. Dari sudut anilisis wacana, objek
yang diacu oleh sebuah kata dapat di luar bahasa dan di dalam bahasa. Referensi
dengan objek acuan di luar teks disebut referensi eksoforis, sedangkan
referensi dengan objek acuan di dalam teks disebut referensi endoforis. Contoh
referensi eksoforis adalah saya dalam
Saya belum sarapan pagi ini, yang mengacu pada diri penutur. Contoh
referensi endoforis adalah mereka dalam Bapak
dan Ibu sudah berangkat, mereka naik taksi.
Bedasarkan
tipe objeknya referensi digolongkan atas referensi personal, referensi
demonstratif, dan referensi komparatif. Referensi personal ditandai dengan
pemakaian pronominal persona, seperti saya
dan Anda. Referensi demonstratif
ditandai dengan penggunaan demonstrative itu,situ,sana
dan sini.Referensi komparatif ditandai dengan pemakaian kata yang digunakan
untuk membandingkan, seperti sama,serupa,
dan berbeda.Sebagai contoh, dalam kalimat
berikut :
1.
Kami terpaksa
menunda keberangkatan ke luar negeri. Referensi
personal, karena pada kata kami mengacu pada kata di luar teks.
2.
Saya berbelanja di mal baru kemarin.Di sana lengkap tersedia
barang keperluan sehari – hari. Referensi demostratif, karena
pada kata sana mengacu pada
mal baru.
3.
Rio berusia lima tahu.Umur Dita sama dengan umur Rio. Referensi
komparatif, karena pada kata sama mengacu pada lima tahun.
·
Subsitusi atau penyulihan
Secara definitif subtitusi adalah hubungan antar kata dan kata lain yang
digantikannya. Suatu kata dapat digantikan oleh kata lain untuk tujuan
tertentu, misalnya untuk menghindari penyebutan berulang.Contoh alat gramatikal
yang digunakan untuk menciptakan subtitusi adalah demonstrativa ini,begini, di bawah ini, dan berikut ini untuk menggantikan kata yang akan disebut;
demonstrativa itu, begitu, demikian, tersebut dan di atas untuk menggantikan kata yang sudah disebut;
dan pronomina persona untuk mengantikan nomina persona yang sudah disebut.
Adapun hubungan subtitusi itu dapat terjadi secara nominal ( subtitusi
nominal), verbal ( subtitusi verbal), dan klausal ( subtitusi klausal). Contoh
berikut memperlihatkan penjelasan tersebut.
1.
Arloji yang saya
beli kemarin rusak, tapi untungnya
itu bisa cepat diganti. Subtitusi Nominal dengan kata itu menggantikan frasa nomina arloji yang saya beli kemarin.
2.
Mereka
berkerja keras.Kami juga begitu. Subtitusi verbal, karena kata begitu menggantikan frasa verbal
berkerja keras.
3.
Indonesia kalah di final.Ya, saya
dengar demikian.
Subtitusi klausal, karena kata demikian
menggantikan klausa Indonesia kalah
di final.
·
Ellipsis atau pelesapan
Kata yang
disebutkan atau dituliskan secara berulang mungkin dapat menggangu pemahaman. Dalam hal itu, ellipsis atau
pelesapan dapat dilakukan untuk menciptakan kepaduan wancana.Yang dimaksud
ellipsis adalah penghilangan kata yang dapat dimunculkan kembali dalam
pemahamannya.Contoh tuturan berikut menjelaskan definisi ellipsis tersebut.
1.
Yuna mengikuti kuliah Analisis wancana.Agung
juga [ mengikuti kuliah analisis
wacana].
2.
Karena [Widya
] sakit, Widya tidak dapat mengikuti kuliah hari ini.
Perhatikan
bahwa dalam kalimat kedua contoh pertama
tersebut, yang datang dari bahsa lisan, mengikuti
kuliah Analisis Wacana dilesapkan (dalam kurung siku , namun tetap
terpahami apa yang dilesapkan.Demikian pula dalam kalimat kedua yang datang
dari bahasa tulis,Widya dilesapkan dalam anak kalaimat karena
telah dimunculkan dalam induk kalimat.Pelesapan dengan cara yang demikian lebih
memadukan dan mewajarkan kalimat.
·
Konjungsi atau penghubungan.
Kojungsi
atau penghubungan dengan bantuan kata samabung atau konjungsi besar pula
peranannya dalam mewujudkan kohesi gramatikal – perhatikan bahwa di sini kata
konjungsi digunakan sebagai salah satu jenis kohesi gramatikal sekaligus alat
gramatikalnya. Penghubungan dapat dilakukan antar gagasan di dalam sebuah kalimat
disebut konjungsi intrakalimat, sedangkan konjungsi yang dipakai untuk
menghubungkan suatu gagasan di dalam kalimat yang berbeda disebut konjungsi
antarkalimat.Berikut ini adalah contoh penggunaan konjungsi :
1.
Saya
ingin memperdalam bidang saya di universitas luar negeri, tetapi kesempatan itu
belum ada. Konjungsi intrakalimat, yaitu tetapi.
2.
Pemerintahan
berencana memperluas jaringan telepon tanpa kabel. Oleh karena itu, Pemerintah membuka kesempatan bagi
perusahaan swasta yang berminat dan mampu mewujudkan rencana tersebut. Konjungsi antarkalimat, yaitu oleh karena itu.
B. Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan
semantic antarunsur pembentuk wancana dengan memanfaatkan unsure leksikal atau
kata.Kohesi leksikal dapat diwujudkan dengan :
·
Reiterasi
Reiterasi
adalah pengulangan kata – kata pada kalimat berikutnya untuk memberikan
penekanan bahwa kata – kata tersebut merupakan focus pembicaraan. Reiterasi
dapat berupa :
1.
Repetisi
Repetisi
adalah pengulangan kata yang sama.Contohnya, KPK menetapkan Sumardi sebagai tersangka
dalam kasus tindak pidana korupsi di perusahaan besar itu. Tersangka saat ini ditahan di
Rumah Tahanan Salemba.
2.
Sinonimi
Sinonimi
adalh hubungan antar kata yang memilik sama makna.Contohnya, Setelah 34 tahun memendam cinta membara,
akhirnya Pangeran Charles dan Camillia Parker resmi menjadi suami – istri. Pasangan pengantin
ini menikah pada Sabtu, 9 April 2005.
3.
Hiponimi
Hiponimi
adalah hubungan antara kata yang bermakna spesifik dan kata yang bermakna
generik.Contohnya, Mamalia mempunyai
kelenjar penghasil susu. Manusia menyusui
anaknya. Paus pun begitu.
Dalam
contoh di atas manusia dan paus merupakan anggata (hiponim)
dari kelas mamalia –
perhatikan bahwa dalam hubungan hiponimi ini hiperonim tidak perlu disebutkan
di depan hiponimnya, seperti mamalia
manusia dan mamalia paus.
Penggunaan hiponimi membuat wacana lebih efisien.
4.
Metonimi
Metonimi
adalah hubungan antara nama untuk benda yang lain yang berasosiasi atau yang
menjadi atributnya.Contohnya, Maskapai
penerbangan Garuda meningkatkan frekuensi penerbangan untuk rute tertentu. Garuda Jakarta – Batam sekarang
akan terbang enam kali sehari.
Dalam
contoh di atas, yang dimaksud garuda bukanlah
burung garuda, melainkan nama
pesawat ( atau maskapai penerbangan) yang berasosiasi dengan burung garuda
karena kemiripan sifat, misalnya, yaitu dapat terbang.Metonimi membuat wacana
lebih menarik dan efisien.
5.
Antonimi
Antonimi
adalah hubungan antarkata beroposisi makna.Contohnya, Saat menyaksikan pelaku kejahatan yang berasal dari kalangan miskin
dalam berita di televise kandang – kadang muncul persaan simpati. Namun, pada saat yang lain muncul perasaan antipati.
·
Kolokasi
Kolokasi adalah hubungan antarkata
yang berada pada lingkungan atau bidang yang sama. Contohnya, Petani
di Palembang terancam gagal
memanen padi. Sawah yang mereka garap terendam
banjir selama dua hari.
Dalam contoh di atas petani berkolokasi secara tepat
dengan padi dan sawah sehingga tecipta kohesi
wacana.
C. Analisis Aspek Kohesi Gramatikal dan
Leksikal
Polisi
Periksa Kepala JIS Terkait Kekerasan Seksual Terhadap Anak
JAKARTA —
Kapolda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan terhadap Kepala Sekolah Jakarta
International School (JIS) Timothy Carr terkait kasus kekerasan seksual
terhadap siswa taman kanak-kanak yang dilakukan 6 orang tersangka dari petugas
kebersihan di JIS. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jendral Polisi Dwi Priyatno di
Jakarta Selasa (29/4) menjelaskan, Timothy diperiksa masih dalam kapasitas
sebagai saksi.
Kapolda
Metro Jaya mengatakan, "Kepala Sekolah dan wali kelas sudah kita periksa.
Pemeriksaan berkaitan dengan bagaimana mengelola JIS. Kemudian aspek
keamanannya. Dan bagaimana pola pengajaran dan ekstra kurikulernya. Untuk
sementara (Kepala Sekolah) masih diperiksa sebagai saksi. "Dwi Priyatno
menambahkan, kepolisian juga siap berkoordinasi dengan pihak Interpol, terkait
dengan dugaan kemungkinan adanya pelaku kekerasan seksual yang sudah
meninggalkan Indonesia.
"Siapapun
yang berbuat, orang asing sekalipun di wilayah hukum Indonesia tentunya apabila
ada bukti kita akan proses penyidikan. Kalau yang bersangkutan pelaku tindak
pidana sudah melarikan diri ke luar Indonesia, tentu kita minta bantuan
Interpol," ungkap Dwi Priyatno. Tidak menutup kemungkinan pihak penyidik
lanjut Dwi, akan memeriksa guru-guru JIS yang lain. Namun, menurutnya belum ada
upaya pencekalan terhadap Kepala Sekolah dan para guru yang mengajar di JIS.
Mengenai dugaan ada korban lain, pihaknya hingga kini masih menunggu laporan
korban. Terutama korban kedua yang sudah melapor ke Lembaga Perlindungan Saksi
dan Korban (LPSK) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Sementara
itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Erlinda kepada VOA
menyayangkan sikap JIS yang terkesan menutupi kasus kekerasan seksual terhadap
anak yang diduga sudah berlangsung sejak lama. KPAI mensinyalir ada lebih dari
1 anak taman kanak-kanak JIS yang menjadi korban kekerasan seksual.
Erlinda
menduga ada kelompok terorgansir di dalam JIS yang memanfaatkan pengamanan
ekstra ketat di JIS sehingga mereka dengan leluasa melakukan kekerasan seksual
terhadap anak didik di JIS. KPAI tambah Erlinda tengah melakukan upaya
pendampingan psikologis terhadap korban dan pihak keluarga.
Analisis :
1.
Analisis Aspek Kohesi Gramatikal :
a. Referensi
1) Timothy Carr terkait kasus
kekerasan seksual terhadap siswa taman kanak-kanak yang dilakukan 6 orang tersangka dari petugas
kebersihan di JIS.
2) Kapolda
Metro Jaya Inspektur Jendral Polisi Dwi
Priyatno di Jakarta Selasa (29/4) menjelaskan, Timothy diperiksa masih dalam kapasitas sebagai saksi.
3) Kepala Sekolah dan wali kelas
sudah kita periksa.
4) Erlinda menduga ada
kelompok terorgansir di dalam JIS yang memanfaatkan pengamanan ekstra ketat di
JIS sehingga mereka dengan leluasa melakukan kekerasan seksual terhadap anak
didik di JIS.
5) Siapapun
yang berbuat, orang asing sekalipun di wilayah hukum Indonesia tentunya apabila
ada bukti kita akan proses
penyidikan. Kalau yang bersangkutan pelaku tindak pidana sudah melarikan diri
ke luar Indonesia, tentu kita minta bantuan Interpol,"
6) Erlinda menduga ada kelompok
terorgansir di dalam JIS yang memanfaatkan pengamanan ekstra ketat di JIS
sehingga mereka dengan
leluasa melakukan kekerasan seksual terhadap anak didik di JIS.
Pada
contoh kalimat diatas merupakan contoh referensi personal, karena adanya
pemakaian pronomina personal, seperti Thimoty Carr, Dwi Priyatno, Kepala
Sekolah, Wali Kelas, Erlinda dan penggunaan pronomina “kita” pada kalimat ke 5
dan pronomina “mereka” pada kalimat ke 6. Akan tetapi dalam wacana
diatas tidak terdapat referensi demonstratif dan referensi komparatif.
b.Elipsis
1)
Pemeriksaan
berkaitan dengan bagaimana mengelola
JIS. Kemudian aspek keamanannya.
Dan bagaimana pola pengajaran dan
ekstra kurikulernya.
Terdapat
pelesapan pada kalimat kedua dan ketiga, yaitu keamananya JIS dan pola
pengajaran dan ekstrakulikulenya JIS. Kata JIS tidak ditulis kembali karena sudah dijelaskan pada
kalimat pertama.
2)
Namun, menurutnya
belum ada upaya pencekalan terhadap Kepala
Sekolah dan para guru yang mengajar di JIS.
Terdapat
pelesapan pada kalimat di atas, yaitu Kepala
Sekolah JIS. Karena, kata JIS
telah dijelaskan pada akhir kalimat.
3)
KPAI tambah
Erlinda tengah melakukan upaya
pendampingan psikologis terhadap korban dan pihak keluarga.
Terdapat pelesapan pada kalimat di atas, yaitu
upaya pedampinngan psikologis
terhadap pihak keluarga. Karena upaya
pedampingan psikologis terhadap telah dijelaskan sebelumnya.
c.
Konjungsi
1)
Kemudian
aspek keamanannya. Dan
bagaimana pola pengajaran dan
ekstra kurikulernya.
2)
Tidak menutup
kemungkinan pihak penyidik lanjut Dwi, akan memeriksa guru-guru JIS yang lain. Namun, menurutnya belum ada
upaya pencekalan terhadap Kepala Sekolah dan
para guru yang mengajar di JIS.
3)
Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak
Indonesia, Erlinda kepada VOA menyayangkan sikap JIS yang terkesan menutupi
kasus kekerasan seksual terhadap anak yang diduga sudah berlangsung sejak lama.
2.
Analisis Aspek Kohesi Leksikal
a. Reterasi
1) Repetisi
Pada
wacana diatas contoh repetisi dapat dilihat pada paragraf berikut :
Kapolda
Metro Jaya telah
melakukan pemeriksaan terhadap Kepala Sekolah Jakarta International School
(JIS) Timothy Carr terkait kasus kekerasan seksual terhadap siswa taman
kanak-kanak yang dilakukan 6 orang tersangka dari petugas kebersihan di
JIS. Kapolda Metro JayaInspektur Jendral Polisi Dwi Priyatno
di Jakarta Selasa (29/4) menjelaskan, Timothy diperiksa masih dalam kapasitas
sebagai saksi.
Pada
paragraf diatas yang merupakan repetisi adalah kata Kapolda Metro Jaya. Pada
kalimat pertama dan kalimat kedua terdapat pengulangan kata yang sama.
2) Sinonimi
Siapapun
yang berbuat, orang asing sekalipun
di wilayah hukum Indonesia tentunya apabila ada bukti kita akan proses penyidikan.
Kalau yang bersangkutan pelaku tindak pidana sudah
melarikan diri ke luar Indonesia.
Pada kalimat diatas kata siapapun
yang berbuat, orang asing dan kata yang
bersangkutan memiliki makna yang sama.
3) Hiponimi
Penggunaan
hiponimi dapat dilihat dai kalmat berikut :
Kepala
Sekolah dan wali kelas sudah kita periksa. Pemeriksaan berkaitan dengan
bagaimana
mengelola JIS. Kemudian aspek
keamanannya. Dan bagaimana pola pengajaran dan ekstra
kurikulernya
Kata
yang ditulis tebal merupakan bentuk hiponimi. Karena terdapat bentuk hubungan
makna spesifik dan makna generik. Kata bagaimana mengelola JIS
merupakan bentuk makna spesifik , sedangkan aspek
keamanannya, pola pengajaran dan ekstra kurikulernya itu
merupakan bentuk makna generik.
4) Metonimi
Contohnya adalah
sebagai berikut :
Kapolda
Metro Jaya mengatakan,
"Kepala Sekolah dan wali kelas sudah kita periksa. Pemeriksaan berkaitan
dengan bagaimana mengelola JIS. Kemudian aspek keamanannya. Dan bagaimana pola
pengajaran dan ekstra kurikulernya. Untuk sementara (Kepala Sekolah) masih
diperiksa sebagai saksi. "Dwi Priyatno menambahkan, kepolisian juga
siap berkoordinasi dengan pihak Interpol, terkait dengan dugaan kemungkinan
adanya pelaku kekerasan seksual yang sudah meninggalkan Indonesia.
Pada
kata kepolisian merupakan metonimi dari kata Kapolda
Metro Jaya, karena kata kepolisian merupakan
kata lain yang berasosiasi atau yang menjadi atribut dari kata Kapolda
Metro Jaya.
Komisioner
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Erlinda kepada VOA menyayangkan sikap JIS yang
terkesan menutupi kasus kekerasan seksual terhadap anak yang diduga sudah
berlangsung sejak lama.
Pada
kata Erlinda yang merupakan kategori nomina merupakan
atribut karena berasosiasi dengan Komisioner Komisi Perlindungan
Anak Indonesia. Kata Erlinda
menggantikan posisi bentuk kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
b. Kolokasi
Contoh kalimat
yang berwujud kolokasi adalah sebagai berikut :
Kepala
Sekolah Jakarta
International School (JIS) Timothy Carr terkait kasus kekerasan seksual
terhadap siswa taman kanak-kanak yang dilakukan 6 orang
tersangka dari petugas kebersihan di JIS.
Pada kalimat di
atas kata Kepala Sekolah berkolokasi dengan siswa
taman kanak-kanak dan petugas kebersihan.
Kalau
yang bersangkutan pelaku tindak pidana sudah melarikan
diri ke luar Indonesia, tentu kita minta bantuan Interpol,"
ungkap Dwi Priyatno. Tidak menutup kemungkinan pihak penyidik lanjut
Dwi, akan memeriksa guru-guru JIS yang lain. Namun menurutnya belum ada upaya
pencekalan terhadap Kepala Sekolah dan para guru yang mengajar di JIS. Mengenai
dugaan ada korban lain, pihaknya hingga kini masih
menunggu laporan korban. Terutama korban kedua yang sudah melapor ke Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI).
Paragraf di atas
yang menunjukkan kolokasi adalah Lembaga Perlindungan Saksi dan
Korban (LPSK) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) berkolokasi dengan pelaku tindak pidana,
interpol, pihak penyidik, dan korban.
Yuwono,
Untung (ed).2005.Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.