SEJARAH ATLETIK
A. Sejarah Atletik di Dunia
Atletik berasal dari kata
Yunani yaitu Atlon, Atlun yang berarti pertandingan atau perjuangan. Jadi
atletik menurut Ensoklopedi Indonesia berarti pertandingan dan olahraga pada
Atletik. Atletik yaitu suatu cabang olahraga yang mempertandingkan lari,
lompat, jalan dan lempar. Olahraga Atletik mula-mula di populerkan oleh bangsa
Yunani kira-kira pada Abad ke-6 SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya adalah
Iccus dan Herodicus. Atletik yang terkenal sekarang sudah lain dari pada yang
dilakukan oleh bangsa Yunani dulu. Tetapi walaupun demikian dasarnya tetap sama
yaitu berjalan, lari, lompat dan lempar. Karena mempunyai berbagai unsur inilah
atletik dikatakan sebagai ibu dari segala cabang Olah raga. Mengandung berbagai
unsur gerakan sehari-hari. Pada zaman primitif sangat penting artinya untuk
mencari nafkah dan mempertahankan hidup. Mereka hidup dengan berburu binatang
liar, diperlukan ketangkasan, kecepatan dan kekuatan. Pandangan hidup pada
zaman itu adalah yang kuat; yang berkuasa sehingga untuk dapat tetap hidup dan
mempertahankan diri mereka harus berlatih jasmani. Pada zaman Yunani dan Romawi
kuno telah terlihat arah latihan jasmani. Istilah atletik ini juga bisa
dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam bahasa Inggris Athletic, dalam
bahasa Perancis Ateletique, dalam bahasa Belanda Atletiek, dalam bahasa Jerman
Athletik. Untuk dapat memahami pengertian tentang Atletik, tidaklah lengkap
jika tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah atletik serta perkembangannya
sebagai salah satu cabang olahraga mulai zaman purbakala sampai zaman modern
ini. Memahami sejarah tidak hanya sekedar untuk pengertian dan pengetahuan
tetapi mengetahui dan mengikuti perkembangan atletik sejak zaman kuno sampai
dengan zaman sekarang. Dengan mengetahui kejadian-kejadian pada masa lampau,
dapat diambil hikmahnya untuk menentukan langkah-langkah dimasa yang akan
datang.
Atletik yang meliputi
jalan, lari, lompat dan lempar boleh dikatakan cabang olahraga yang paling tua,
sama tuanya dengan manusia pertama di dunia, sebab manusia pertama didunia
sudah harus berjalan, lari, lompat dan lempar untuk mempertahankan hidupnya.
Sebagai contoh pada zaman primitif manusia mencari makan di hutan, tiba-tiba
bertmu dengan binatang buas. Apakah yang akan dilakukannya jika tidak
menggunakan senjata? Tentu akan lari secepat-cepatnya untuk menghindarkan diri
dari terkaman binatang buas itu, dan kalau pada waktu melepaskan diri ada benda
yang merintanginya tentu ia akan melompatinya. Bila ia membawa senjata misalnya
tombak,atau sempat memungut kayu atau batu, maka senjata tersebut akan
dilemparkannya kepada binatang buas tersebut. Dalam contoh tersebut manusia
telah mempergunakan kecakapan lari, lompat dan lempar untuk mempertahankan diri
dari terkaman binatang buas. Lari, lompat dan lempar adalah suatu bentuk
gerakan yang tidak ternilai artinya bagi hidup manusia. Gerakan itu
semuanya ada dalam olahraga atletik. Bahkan gerakan-gerakan tersebut
menjadi dasar dan intisari dari semua cabang olahraga. Itulah sebabnya atletik
disebut sebagai “Ibu Olahraga”.
Lari sebagai olahraga dalam
bentuk perlombaan sudah dikenal oleh bangsa Mesir Purba pada tahun 1500 SM,
sedangkan bangsa Asyria Purba dan Babylonia Purba di Mesopotamia pada tahun 100
SM. Pada tahun 776 SM bangsa Yunani Purba sudah mengadakan pesta olahraga
secara teratur dalam waktu yang telah ditentukan. Pesta olahraga tersebut
mula-mula tidak dimaksudkan sebagai olahraga, tetapi sebagai upacara
peringatan, yaitu memperingati orang-orang yang telah meninggal setelah masa 4
tahun. Orang Yunani mempunyai kepercayaan bahwa roh-roh yang telah meninggal,
selalu mengembara kemana-mana ketempat kediamannya, dimana ia pernah hidup.
Roh-roh itu akan merasa gembira apabila melihat hal-hal yang menyenangkan
hatinya ketika ia masih hidup. Oleh karena itu tiap 4 tahun sekali bangsa
Yunani mengadakan pesta untuk menghormati leluhur dan dewadewanya.
Dalam pesta tersebut
diadakan permainan-permainan gerak badan yang oleh bangsa Yunani disebut
Gymnastiek karena dilakukan dalam keadaan gymnos yang artinya telanjang. Dari
Gymnastiek itulah terjadinya suatu pertandingan (athlon) yang sering disebut
juga dengan Agonistik (kepandaian bergumul). Permainan yang terkenal dalam
pesta tersebut diantaranya permainan yang disebut Pentathlon yaitu pertandingan
lari,melompat,melempar lembing dan bergumul yang disatukan dalam suatu
pertandingan olahraga. Pentathlon atau Panca lomba ini merupakan pertandingan
yang utama didalam perlombaan nasional di Negeri Yunani waktu itu.
Menurut para ahli sejarah ,
atletik sudah dilakukan di Negeri Yunani pada abad ke-6 sebelum nabi Isa
AS lahir. Pendapat ini berdasarkan lukisan yang terdapat pada jambang-jambang
zaman itu dan dari tulisan ahli filsafat yang bernama Xenophenes. Perkembangan
atletik pada waktu itu sangat erat hubungannya dengan perlombaan di Yunani yang
mengalami Zaman keemasan kira-kira tahun 500-400 SM. Mulai dari itu munculnya
dua orang bangsa Yunani yang bernama Iccus dan Herodicus yang disebut-sebut
sebagai peletak dasar dari latihan yang mengkhususkan satu bagian atau
satu nomor saja, seperti latihan untuk lari cepat, melempar dan melompat.
Sampai abad ke-12 sesudah
Masehi atletik belum banyak diketahui oleh masyarakat. Beberapa kejadian atau
peristiwa yang diketahui adalah sebagai berikut :
Tahun
|
Kejadian
|
1154
|
Tanah-tanah yang terbuka di kota London
dipergunakan oleh penduduknya untuk atletik.
|
1330
|
Raja Inggris Edward III melarang rakyatnya
melakukan atletik.
|
1414
|
Perkumpulan atletik yang pertama didirikan
di negeri Inggris oleh Captain Mason. Perkumpulan ini bernama Necton Guild.
|
1834
|
Syarat minimum untuk mengikuti pertandingan
ditetapkan oleh suatu badan seperti : 440 yards – 60 detik ; 1 mil – 5 menit.
|
1855
|
Buku atletik mengenai lari cepat ,
diterbitkan untuk pertama kalinya.Tanah-tanah yang terbuka di kota London
dipergunakan oleh penduduknya untuk atletik.
|
1860
|
Di San Fransisco didirikan suatu
perkumpulan atletik yang bernama Olympiade Club, yang disebut sebagai
perkumpulan yang pertama di Amerika.
|
1866
|
Di Inggris kejuaraan atletik untuk pertama
kalinya dilangsungkan
|
1868
|
Kejuaraan atletik di Amerika Serikat di
selenggarakan pertama kalinya oleh New York Athletic Club. Pada perlombaan
ini atlet-atlet untuk pertama kalinya memperkenalkan Spikes (sepatu 14
berpaku).
|
1878
|
Kejuaraan atletik pertama di Belanda.
|
1880
|
Di
Inggris berdiri British Amateur Athletic Board.
|
1887
|
Di
New Zealand berdiri New Zealand Amateur Athletic Association.
|
1899
|
Di
Belgia berdiri Ligue Royale d’Athletime dan di Canada Track and Field
Association.
|
1885
|
Di
Afrika selatan berdiri South African Amateur Athletic Union dan
di Swedia berdiri Svenska Fri-Idrotts
Forbunder.
|
1896
|
Di
Norwegia berdiri Norges Fri-Idrettsfor-bund.
|
1897
|
Di
Australia berdiri The Amateur Athletic Union of Australia, di Czechoslovikia
berdiri Ceskoslovensky Athleticky Svanz, di Yunani berdiri Association
Haenengue d’Athletikai Szovetse.
|
1901
|
Didirikan suatu perkumpulan atletik seluruh
Negara Belanda. Bernama Koninklijke Nederlandeseh Athleriek Unie.
|
Sampai saat ini tidak
kurang dari 170 negara telah membentuk organisasi atletik yang menjadi induk
perkumpulan-perkumpulan atletik di setiap negara. Perlombaan atletik telah
sering diselenggarakan, demikian pula perlombaan antar negara tetapi belum ada
peraturan perlombaan yang seragam sehingga sering timbul perselisihan paham
dalam menentukan pemenang. Baru pada tanggal 17 Juli 1912 tiga hari setelah
selesainya perlombaan atletik pada Olympiade Modern V di Stockholm tokoh-tokoh
atletik dari 17 negara yang mengikuti Olympiade dari Amerika Serikat,
Australia, Austria, Belgia, Canada, Chili, Denmark, Finlandia, Hongaria,
Inggris, Jerman, Mesir, Norwegia, Perancis, Rusia, Swedia dan Yunani,
berdiskusi untuk membentuk suatu badan Internasional Atletik yang membuat
peraturan-peraturan dan penyelenggaraan perlombaan atletik yang lengkap.
Badan tersebut didirikan
dengan nama International Amateur Athletic Federation (IAAF), sebagai ketua adalah
J. Sigfrit Edstrom dengan sekretaris Jendral merangkap Bendahara (Honorary
Secretary-Treasurer) : Kristian Henstrom keduanya dari Swedia. Peraturan teknis
untuk perlombaan internasional yang pertama disahkan pada kongres yang ketiga
tahun 1914 di Lyon Perancis. Sejak terbentuknya IAAF ini penyelenggaraan
perlombaan-perlombaan atletik semakin baik, terutama dalam segi
pengorganisasian.
B. Sejarah
Atletik di Indonesia
Di Indonesia atletik
dikenal lewat bangsa Belanda yang selama tiga setengah abad telah menjajah
negeri ini. Namun demikian atletik tiada dikenal secara luas. Yang mendapat
kesempatan melakukan latihan-latihan atletik hanyalah sekolah-sekolah dan
kemiliteran saja, itupun sekedar untuk melengkapi kebutuhan pendidikan jasmani
saja. Organisasi atletik pertama kali didirikan di Indonesia pada Zaman Belanda
adalah Nederlands Indisehe Atletiek Unie yang disingkat NIAU yang dalam bahasa
Indonesia berarti : Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang didirikan pada
tahun 1917. Propaganda untuk menyebarkan atletik memang ada tetapi usaha untuk
mendirikan perkumpulan-perkumpulan atletik atau cabang dari NIAU hanya dapat
terlaksana dibeberapa kota besar yang mempunyai sekolah-sekolah lanjutan dan
yang ada tangsi-tangsi militernya, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya,
Yogyakarta,Semarang, Solo, Medan.
Pada zaman itu tiap tahun
diadakan perlombaan/kejuaraan atletik di Jakarta yang penyelenggaraannya
bertepatan dengan penyelenggaraan Pasar Gambir (semacam Jakarta fair sekarang)
pada akhir bulan Agustus atau awal September. Atlet yang menonjol prestasinya
pada aman penjajahan Belanda itu antara lain: Mohammad Noerbambang, pelari 100m
yang konon pernah mencapai 10,8 detik dan Harun Alrasyid pelompat tinggi yang
pernah melewati mistar mencapai 1,80m dan lompat jauhnya mendekati 7,00 m. Pada
zaman pendudukan Jepang selama tiga setengah tahun mulai awal tahun 1942 sampai
Agustus 1945 , keolahragaan pada umumnya mengalami perkembangan. Semua pelajar
mahasiswa melalui siaran radio yang dikenal dengan 22nama Radio Taiso
menyelenggarakan latihan-latihan dari berbagai cabang olahraga,termasuk senam
dan atletik. Atletik mendapat perhatian yang cukup baik.
Hampir setiap menjelang
tutup tahun ajaran diadakan pertandingan-pertandingan olehraga dengan atletik
sebagai nomor utamanya, baik yang berbentuk pertandingan antar kelas, antar
sekolah atau antar kota. Pada tahun 1943 di Solo diselenggarkan perlombaan
atletik segitiga antar pelajar Sekolah Menengah Bandung, Yogya, dan Solo.
Pelajar-pelajar dari Bandung di bawah panji-panji GASEMBA (Gabungan Sekolah
Menengah Bandung ) dari Yogya GASEMMA ( Gabungan Sekolah Menengah Mataram ) dan
dari Solo GASEMBO (Gabungan Sekolah Menengah Solo ). Perlombaan atletik
untuk umum juga sering diadakan. Lari jarak jauh dan lari jarak pendek dengan
membawa beban adalah yang paling sering diperlombakan. Dalam bidang
organisasi selama masa pendudukan Jepang ini juga nampak ada kemajuan.
Perhimpunan-perhimpunan atletik juga bermunculan dibeberapa kota besar, antara
lain IKADA ( Ikatan Atletik Djakarta ), GABA ( Gabungan Atletik Bandung ),
IKASO ( Ikatan Atletik Solo) IPAS ( Ikatan Perhimpunan Atletik Surabaya ) dan
lain-lain. Pada tahun 1949 oleh ISI ( Ikatan Sport Indonesia ) diselenggarakan
Pekan Olahraga di lapangan IKADA yang diikuti oleh sejumlah atlet dari seluruh
Jawa. Atlet-atlet yang menonjol pada pendudukan Jepang antara lain : Soetantio,
pelari 100m yang mencapai 11,00 detik. Soetrisno , atlet Pancalomba dan Bram
Matulessi, pelempar Lembing.
Dengan proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh
Soekarno-Hatta, maka terbukalah bagi bangsa Indonesia untuk memajukan dan
mengembangkan bangsa dan negara dalam segala bidang, termasuk memajukan
keolahragaan pada umumnya dan khususnya cabang olahraga atletik. Meskipun pada
waktu itu bangsa Indonesia sedang berjuang mati-matian untuk mempertahankan
kemerdekaan melawan Belanda dengan sekutunya yang ingin kembali menjajah
Indonesia, namun rakyat Indonesia terutama para pelajar dan mahasiswanya masih
tetap melakukan atletik. Ditempat-tempat yang tidak diduduki tentara Belanda,
disaat-saat tidak melakukan perang gerilya, mereka berlatih dan berlomba
atletik yang merupakan cabang olahraga yang digemari. Pada bulan Januari
1946 di kota Solo diselenggarakan kongres yang ingin menghidupkan kembali
semangat keolahragaan di Indonesia,maka didirikan “PORI” (Persatuan Olahraga
Republik Indonesia). Langkah pertama yang dilakukan PORI adalah
menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON). Maksud penyelenggaraan PON pada
masa revolusi fisik melawan kekuatan Belanda dengan sekutunya yang menduduki
kota-kota besar diIndonesia, mengandung tujuan yang lebih mulia ialah memberi
kejutan politik kepada dunia agar terbuka matanya bahwa negara Republik
Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu benar-benar
ada. PON diadakan di Solo dibuka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 12
September 1948, dihadiri oleh wakil Presiden dengan segenap anggota
kabinet,hadir pula wakil-wakil dari negara lain termasuk pejabat Komisi Tiga Negara
PBB di Indonesia.
Pada tanggal 3 September
1950 berkumpullah tokoh-tokoh atletik dari perhimpunan atletik beberapa daerah
Indonesia di kota Semarang untuk membentuk Induk organisasi atletik bagi
seluruh wilayah Indonesia. Lahirlah kemudian organisasi atletik yang diberi
nama “ Persatuan Atletik Seluruh Indonesia” disingkat PASI. Sebagi langkah
pertama di Bandung pada bulan Desember 1950 yang diikuti tidak hanya
atlet-atlet dari pulau Jawa tetapi juga dari Sulawesi. Langkah selanjutnya
adalah menjadikan PASI dapat diterima sebagai anggota IAAF agar atlet-atlet
Indonesia dapat mengikuti Olympiade dan perlombaan-perlombaan Internasional
lainnya. Pemusatan latihan yang pertama kali diadakan di Yogyakarta dalam
rangka persiapan pengiriman atlet untuk mengikuti Asian Games I yang
diselenggarakan di New Delhi, India pada bulan Maret 1951.
PON II diselenggarakan di
Jakarta bulan Oktober 1951. Atletik merupakan perlombaan nomor utama.
Selanjuntnya PASI memutuskan untuk menyelenggarakan kejuaraan atletik setiap
tahun. Tahun 1952 di langsungkan kejuaraan Nasional di Surabaya. Untuk pertama
kali PASI mengirimkan atletnya ke olympiade pelompat tingginya Soedarmodjo
dikirimkan ke olympiade di Helsinki. Tahun 1953 dilangsungkan PON III di Medan.
Tahun 1954 dilangsungkan kejuaraan Nasional. Yang selalu mendominasi perlombaan
atletik Nasional adalah Dasuki, untuk lari 100 m, Yopie Timisela, untuk lari
400 m dan 10.000 m, Soetrio untuk lompat tinggi galah dan Dasalomba.
Soedarmodjo, Maridjo dan Okamona untuk lompat tinggi. Hendarsin dan Bin Suryo
untuk lompat jangkit. Soetrisno, Sarbe Hupono dan Bram Matulessi untuk nomor
lempar cakram dan tolak peluru. Tahun 1955 dilangsungkan Kejuaraan Nasional di
Jakarta. Indonesia mendatangkan Bin Miner untuk membentuk Coach-coach atletik
di Indonesia yang pada waktu itu belum dimiliki. Tahun 1957 penyelenggaraan PON
IV di Makasar (Ujung Pandang). Tahun 1958 kejuaraan Nasional di Jakarta. PASI
mengirimkan atletnya ke Asian Games ke-3 diTokyo.
Atlet putri Kamah, berhasil
memperoleh medali perunggu untuk lempar lembing. Tahun 1959 kejuaraan Nasional
di Jakarta. Tahun 1960 seleksi Nasional di Bandung dalam rangka persiapan Asian
Games ke-4 yang akan diselenggarakan di Jakarta tahun 1962. Disamping itu PASI
mengirimkan peninjau ke Olympiade di Roma untuk mempelajari seluk beluk
penyelenggaraan Olympiade dalam rangka persiapan menjadi tuan rumah Asian
Games yang akan diselenggarakan di jakarta. Semenajk ditetapkan Jakarta sebagai
tempat penyelenggaran Asian Games IV , PASI berusaha sekuat tenaga agar dapat
mencapai sukses bukan hanya sukses dalam penyelenggaraan tetapi juga sukses
dalam prestasi atlet-atletnya. PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade Roma dan
mendatangkan tenaga-tenaga penasihat dari Jepang yang telah berhasil sebagai
penyelenggara Asian Games III. Dibidang peningkatan prestasi PASI mendatangkan
pelatih-pelatih dari luar negeri. Pelatih yang didatangkan adalah Bin Miner,
Norman Ford dan Tom Rosandich dari Amerika Serikat, disamping untuk
meningkatkan prestasi para atlet yang dimasukkan dalam pusat latihan atau TC
(Training Center), mereka juga dimafaatkan untuk menatar kader-kader pelatih.
Indonesia. Segala persiapan menjadi tuan rumah Asian Games IV berjalan lancar,
berkat bantuan sepenuhnay dana dan fasilitas dari pemerintah RI. Tahun
1962 Asian Games IV dilaksanakan di Jakarta. Pemusatan latihan yang dilakukan
dengan persiapan yang cukup ternyata membuahkan hasil yang membanggakan. Untuk
pertama kali atlet-atlet Indonesia dapata memperoleh medali emas dalam
perlombaan Internasional meskipun bari tingkat Asia. Mohammad Sarengat
memperoleh 2 medali emas untuk lari 100 m (10,4) dan Untuk lari gawang 110 m
(14,3) serta dua perunggu untuk lari 200 m ( 21,6). Awang Papilaya memperoleh 2
medali perunggu untuk 800 m (2:40,8) dan Lompat jauh. Regu estafet 4 x 100 m
putri memperoleh medali perunggu atas nama Suratmi, Emawati, W.Tomasoa, Wiewiek
Machwijar (50,5). Tahun 1963 penyelenggaraan GANEFO I di Jakarta.
Rekor Nasional banyak sekali diciptakan pada
periode tahun 1962-1963 ini.
Tehun 1964 kejuaraan
Nasional di Jakarta. Sayang pada tahun ini karena alas an politis, Indonesia
tidak mengikuti Olympiade yang diselenggarakan di Tokyo, meskipun atletnya
telah dipersiapkan dengan baik. Pada tahun 1964 ini Indonesia mengirimkan
atlet-atletnya ke RRC. Beberapa rekor dipecahkan ternyata sampai sekarang masih
bertahan. Rekor Untung Pribadi lompat tinggi galah (3,95), I G.Ngurah Manik
lempar lembing 66,91, Usman Effendi tolak peluru 15,26.
Tahun 1965 meletuslah
peristiwa G30S/PKI yang merupak tragedi nasional bagi bangsa Indonesia,
sehingga PON VI yang sedianya akan dilaksanakan di Jakarta gagal. Tahun 1966
mengikuti SEA GAMES V di Bangkok. Medali perak didapatkan oleh regu 4 x 100 m
atas nama Soepardi, Jootje Oroh, Bambang Wahyudi dan Agus Soegiri.. meskipun
tidak memperoleh medali, beberapa rekor Indonesia telah dipecahkan di Bangkok
yang sampai tahun 1979 belum diperbaharui antara lain rekor lari 800 m oleh
Charanjit Singh (1:50,7); rekor lari 4 x 100 m oleh Eddy, Charanjit Singh, V
Gosal dan Agus Sorgiri (3:15,3); rekor lari 3.000 m Steeple chase oleh Nicky
Patiasina (9:25,1); tahun 1968 kejuaraan Nasional di Jakarta yang dikuti oleh
para atlet dari Singapura; Tahun 1969 PON VII di Surabaya; tahun 1970 kejuaraan
di Semarang, Indonesia mengirimkan atletnya untuk mengikuti Asian Games VI di
Bangkok. Hasil yng diperoleh medali perunggu untuk lari 200 m dan 100 m atas
nama Carolina Rieuwpassa. Tahun 1971 kejuaraan nasional di Jakarta.
PASI bekerja sama coaching
clinic atletik yang diikuti oleh 45 orang coach muda dari seluruh daerah di
Indonesia. Carolina Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk berlatih menghadapi
olympiade Munich. Selama berlatih di jermania memperbaiki rekor Nasional 100 m
menjadi 11,7 detik dan 200 m menjadi 22,2 detik sampai tahun 1979 rekor ini
belum ada yang menumbangkannya. Tahun kejuaraan Nasional di Jakarta Carolina
Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk mengikuti Olympiade di Munich. Pada lari 100
m babak penyisihan ia menduduki urutan kedatangan ke 6 dengan catatan waktu 12,23
sedangkan pada lari 200 m babak pendahuluan ia menempati urutan kedatangan ke 6
dengan catatan waktu 24,68 detik. Kemudian PASI mengirimkan 22 atlet
kekejuaraan atletik Asia di Manila tanpa memperoleh medali.
Tahun 1975 kejuaraan
Nasional di Jakarta. Pada tahun ini di selenggarakan Asian Games VII di Taheran
Indonesia tidak mengirimkan tim atletik. Tahun 1975 kejuaraan di Jakarta
disamping itu untuk meningkatkan prestasi atletik di Indonesia perlu
meningkatkan frekwensi perlombaan. Maka pada tahun 1976 ini diselenggarakan
kejuaraan atletik se-Jawa dan Bali di Semarang tahun 1976 merupakan tahun
penyelenggaraan Olympiade. Indonesia mengirimkan Carolina Rieuwpassa untuk
mengikuti olympiade di Montreal. Beberapa atlet ke Pakistan dan Malaysia. Tahun
1977 penyelenggaraan PON IX di Jakarta. Untuk pertama kali Indonesia mengikuti
SEA GAMES IX di Kuala Lumpur. Indonesia memperoleh 2 medali emas melalui
Carolina Rieuwpassa untuk lari 100 m dan Usman Efendi untuk lempar cakram,
serta 5 medali perak dan medali perunggu.
Tahun 1978 Asian Games VII
diselenggarakan di Bangkok. Athun 1978 kejuaraan di Jakarta diikuti juga oleh
atlet dari Singapura. Sebagai balasan ikut sertanya atlet mengikuti Sukan di
Singapura. Beberapa rekor di pertajam : Jefrry Matahelemual memperbaiki rekor
dari 200 m menjadi 21,1 detik. Mujiono memperbaiki rekor dari 400 m menjadi
47,8 detik. Regu nasional 4 x 100 m memecahkan rekor menjadi 40,930detik. Meny
Moffu memperbaiki rekor lari gawang menjadi 51,9 detik. Starlet memperbaiki
rekor 800 m menjadi 2:14,0 detik yang juga mempertajam rekor lari 1.500 m
menjadi 4:36,4 detik. Tahun 1978 adalah tahun penyelenggaraan Asian Games VIII
yang seharusnya dilaksanakan di Pakistan, tetapi karena situasi Negara Pakistan
tidak memungkinkan kemudian diselenggarakan di Bangkok. Karena alasan politis
penyelenggaraan perlombaan atletik Asian Games VIII tidak mendapat restu dari
IAAF dan pesertanya diancam skorsing. Dengan pertimbangan Indonesia akan
menjadi tuan rumah SEA GAMES I tahun 1979, maka Indonesia tidak mengirimkan
atlet-atletnya.
Tahun 1979 indonesia
menjadi tuan rumah SEA GAMES X di Jakarta. Indonesia memperoleh 3 medali emas
melalui Henny Maspaitela untuk lari 200 m. Meny Moflu untuk lari gawang 400 m
dan regu estafet atas nama Meny Moflu,haryanto,Matias Mambay dan Mujiono. Sejak
tahun 1984 banyak rekor bertumbangan lagi. Tahun 1984 Purnomo memecahkan rekor
lari 100 m menjadi 10.39 detik. Di bagian wanita Henny Maspaitena memecahkan
rekor 100 m menjadi 11,61 detik pada tahun 1985. Pada tahun ini pula Ketut
Widiana dalam lompat tinggi dengan lompatan 2,04 m. Prestasi atletik Indonesia
masih ketinggalan dari negaranegara lain. Untuk kawasan Asia Tenggara sidah
dapat mulai berbicara, tetapi untuk tingkat Asia lebih-lebih dunia masih jauh
tertinggal. Ini menjadi tanggung jawab bagi generasi muda terutama bagi kita
semua para pelajar yang hobi beroleh raga Atletik untuk mengejar ketinggalan.
JALAN CEPAT
Jalan cepat adalah gerak
maju dengan melangkah tanpa adanya hubungan terputus dengan tanah. Setiap kali
melangkah kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan
tanah. Saat melangkah satu kaki harus berada di tanah, maka kaki tersebut harus
lurus/ lutut tidak bengkok dan tumpuan kaki dalam keadaan posisi tegak lurus.
B. Langkah – Langkah
1. Teknik start
a)
Berdiri beberapa meter dibelakang garis start
b)
Setelah mendengar aba-aba “bersedia” dari
petugas starter, maka segera maju dengan menempatkan salah-satu kaki di
belakang garis start dengan lutut sedikit ditekuk, sedangkan kaki yang lain
berada lurus di belakang dan santai (tidak kaku)
c)
Badan agak condong ke depan, berat badan
bertumpu pada kaki yang di depan. Kedua lengan tergantung lemas atau dengan
sikut agak dibongkokkan, berada dekat badan, serta pandangan lurus kearah
depan.
d)
Pada saat mendengar aba-aba “ya” atau bunyi
pistol dari starter, segera langkahkan kaki yang dibelakang kedepan bersamaan
dengan lengan diayun kebelakang dan lengan yang lain diayun kedepan.
Selanjutnya jalan lurus secepat-cepatnya sampai melewati garis finish.
2. Teknik dasar saat jalan cepat
a)
Gerakan
kaki
·
Kaki
menggelinding ke depan dari tumit, telapak kaki dan jari-jari kaki.
·
Meletakkan
kaki dengan mudah atau ringan.
·
Gerak kaki mendatar, bukan melompat.
b)
Gerakan
lengan
·
Bahu rileks
(tidak tegang).
·
Ayunan gerak
lengan yang wajar.
c)
Gerakan
pinggang
·
Sendi panggul
baik yang fleksibel.
·
Berjalan
pada garis lurus.
·
Berjalan
dengan gerak memutar pada sendi panggul.
C. Peraturan – Peraturan pada Jalan
Cepat
Adapun pokok-pokok
peraturan jalan cepat adalah sebagai berikut:
1.
Pada waktu melangkah salah satu kaki harus
selalu tetap kontak dengan tanah.
2.
Diskualifikasi (larangan untuk
berlomba/melanjutkan perlombaan), disebabkan oleh:
a) Gagal
atau tidak memenuhi definisi jalan cepat pada waktu perlombaan.
b) Melakukan
pelanggaran pada saat perlombaan berlangsung
c) Pada
lomba jalan cepat yang dilaksanakan di track (lintasan) peserta yang terkena
diskualifikasi harus meninggalkan lintasan. Jika perlombaan jalan cepat
dilaksanakan di jalan raya peserta yang kena diskualifikasi harus mencopot no
dadanya dan segera keluar meninggalkan perlombaan.
LARI
JARAK PENDEK
A. Pengertian
Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara
50 m sampai dengan jarak 400 m, oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari
jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil
kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus
lancer dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan
kecepatan yang tinggi.
Seoarang pelari
jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan
serabut otot persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau
tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro disbanding dengan
serabut otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10 kali perdetik
dalam vitro.Suatu analisa struktural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan
latihan dan pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu
kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan
energetik.
B. Langkah
– Langkah
1.
Teknik start
a) Jenis
– jenis :
·
Start pendek atau bunch start : Tangan
sedikit lebih lebar dengan bahu, ibu jari membentuk huruf V, kaki yang di depan
75cm dari garis start, kaki yang di belakang sejajar dengan tumit kaki yang di
depan jaraknya sekitar satu kepal tangan.
·
Start menengah atau medium start :
Posisi tangan dan ibu jari sama seperti posisi pada start pendek, kaki yang di
depan 40cm darigaris start, lutut kaki di belakang sejajar dengan ujung jari
kaki yang di depan dan jarak dari ujung jari kaki di depan satu kepal dengan
lutut kaki yang sejajardengan ujung jari kaki yang di depan
·
Start panjang atau long start : Posisi
tangan dan ibu jari sama sepeti start pada star pendek , kaki yang di depan
sama sepetri start menengah yaitu 40cm dari garis start, lutut kaki di belakang
sejajar dengan tumit kaki di depan dan jaraknya satu kepal dari tumit kaki di
depan ke ujung jari kaki yang di belakang.
b) Langkah
– langkah :
·
Teknik start jongkok Pada Aba-aba
“Bersedia”
× Pelari
maju menuju garis start.
× Letakkan
tangan di belakang garis start, posisi tangan sedikit lebar dengan bahu dan ibu
jari tangan membentuk huruf v, tangan sedikit di depan dan lengan tangan lurus,
bahu condong kedepan.
× Kepala
sediki tmembungkuk sehingga leher tidak tegang, mata memandang lintansan sekitar
2m dari garis start.
× Jarak
letak kaki di garis start tergantung pada jenis start.
·
Teknik start jongkok pada aba - aba
“Siap”
× Angkat
pinggul kedepan atas dengan tenang sampai sedikit lebih tinggi dari bahu.
× Memindahkan
berat badan ketangan sampai badan terasaringan.
× Kepala
rendah, leher tetap rileks, pandangan ke bawah kira-kira 1-1,5 meter dari garis
start
× Lengan
tetap lurus dan tidak boleh bengkok.
× Pusatkan
perhatian pada bunyi aba-aba.
·
Teknik start jongkok pada aba-aba “Ya” atau pada bunyi peluit
x Ayunkan
tangan sekuat-kuatnya dan sekencang-kencangnya.
x Kaki kiri menolak kuat-kuat sampai tekejang
lurus. Kaki kanan melangkah secepat mungkin, dansecepatitu pula mencapaitanah.
x
Berat badan harus meluncur kedepan.
x
Langkah lari makin lama makin cepat dan melebar.
2. Teknik saat berlari jarak pendek
a)
Condong kedepan dengan tolakkan kaki yang
sekuat tenaga.
b)
Langkah kaki yang lebar dengan lengan tangan
kearah dagu.
c)
Tubuh dalam keadaan rileks, pandangan mata ke
depan.
d)
Gerakkan kaki dengan cepat.
C.
Tujuan Lari Jarak Pendek
Tujuan lari jarak pendek adalah untuk
memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke
depan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah
(jumlah langkah persatuan waktu).Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek harus
dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.
Daftar Pustaka :
tolong donk di tambahin gambar gambarnya
ReplyDelete