Saturday, September 2, 2017

GENERASIKU

Bismillaah,
Assalamu'alaykum guys !! Jadi kalo sebelumnya gue ngeshare essay bikinan gue tentang plagiatisme. Ada satu lagi nih essay tentang Konstribusi Generasiku untuk Indonesiaku. Waktu disuruh bikin  ini miniml 1000 kata guys. Jadi, musti mikir banget wkwkwk. Ohiya, gue jua ada essay tentang bidikmisi, tapi lagi dilombakan jadi belom bisa gue share. Do'a-in yaa biar gue mendapatkan yang terbaik. Karena ini lomba pertama gue saat jadi mahasiswa. Menang ataupun gak menang tetap bakalan gue share disini kok ! Jadi, tenang aja !! Semoga bermanfaat dan menginspirasi yaa :)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Generasiku adalah generasi sembilan puluhan. Generasi yang lahir disaat Indonesiaku sedang mengalami krisis moneter, krisis pangan, dan kekrisisan yang lainnya. Generasiku adalah generasi yang lahir di tengah - tengah kebangkitan kembali bangsaku. Saat itu kami hanyalah anak - anak, balita dan bayi - bayi mungil yang tak mengerti apa - apa.
Namun, sekarang berbeda ! Umur termuda dari generasiku sekarang ini adalah delapan belas tahun. Itu berarti generasiku bukanlah generasi anak - anak lagi ! Bukan juga generasi remaja labil. Bukan pula generasi yang duduk di bangku sekolah dasar, bukan juga generasi sekolah menengah. Apalagi, generasi taman kanak - kanak. Bukan !! Usia termuda dari generasiku sekarang sudah menyandang status mahasiswa !  Iya, mahasiswa !!
            Generasiku sekarang sudah menyandang status yang sama seperti dengan orang - orang yang membuat Indonesiaku bangkit disaat kami baru saja lahir. Itu berarti sekarang sudah tugas generasiku untuk meneruskan perjuangan para kakak - kakak kami yang telah membuat Indonesiaku bangkit dari berbagai macam krisis.             Sekarang, giliran generasikulah yang memiliki fungsi sebagai agent of change, iron stock, moral force, dan juga social control.  
            Generasiku sekarang sudah memiliki fungsi sebagai agen perubahan. Generasiku harus memiliki konstribusi nyata untuk merubah Indonesiaku menjadi lebih baik. Banyak cara telah dilakukan oleh generasiku. Sebagai agen perubahan generasiku telah mencoba untuk bersikap kritis di berbagai bidang. Mulai dari bidang pendidikan, politik, dan demokratisasi, sumber daya alam serta ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni serta budaya, lingkungan, kewirausahaan, kepemimpinan, kepoloporan, bahkan agama. Ide- ide itu lalu dituangkan dalam tulisan maupun aksi.
                        Selain sebagai agen perubahan, generasiku juga adalah para calon pemimpin Indonesiaku. Masa depan Indonesiaku ada di tangan generasiku. Bukan hanya sekedar calon, tetapi sudah banyak dari generasiku yang sudah banyak menjadi pemimpin dari Indonesiaku.
            Generasiku juga memiliki fungsi sebagai kekuatan moral bangsaku. Dimana moral Indonesiaku akan tercemin dari moral - moral generasiku. Meskipun ada segelintir dari generasiku yang memiliki moral buruk. Tapi, yang memiliki moral baik lebih banyak daripada manusia - manusia yang mememiliki moral buruk. Sudah banyak hafidz dan hafidzah dari Indonesia yang terkenal hingga ke luar negeri.
            Terakhir, generasiku sekarang juga memiliki fungsi untuk mengontrol penyimpangan - penyimpangan sosial yang terjadi di Indonesiaku.Lagi dan lagi sudah banyak konstribusi nyata yang diberikan oleh generasiku untuk mengontrol penyimpangan - penyimpangan sosial yang terjadi di Indonesiaku. Mereka melakukannya melalui tulisan, diskusi, serta juga aksi turun ke jalan seperti demo dan sebagainya.
            Generasiku lahir disaat Indonesiaku mulai merangkak untuk bangkit. Sekarang, generasiku sudah dewasa. Sudah saatnya generasiku membuat Indonesiaku berjalan untuk bangkit dan pada akhirnya dapat berlari kencang bukan hanya sekedar untuk bangkit dari ketepurukan tetapi berlari untuk mengalahkan bangsa - bangsa lain yang sudah lebih dulu bangkit.
            Sungguh disayangkan beberapa oknum dari generasiku memiliki sikap tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ada segelintir manusia dari generasiku justru malah membuat Indonesiaku jatuh kembali. Bahkan luka yang dibuat lebih dalam dari sebelumnya.
            Mereka mengalami degradasi moral , terlena akan kesenangan yang sementara dan berhura - hura, lalu melupakan tugasnya untuk memberikan konstribusi nyata untuk Indonesiaku. Mereka justru lebih mencintai bangsa -bangsa lain dibanding Indonesiaku. Mereka terjebak dalam budaya hendonisme, anti sosial, dan serba instan. Pemikiran mereka masih seperti pemikiran anak – anak yang duduk di bangku taman kanak - kanak, yang hanya ingin bermain dan terus bermain.
            Adapula oknum dari generasiku yang memiliki sifat seperti para remaja labil yang memikirkan dirinya sendiri. Begitu semua kepentingan, kebutuhan, dan keinginannya sudah tercapai maka dia merasa aman dan puas. Dia tidak peduli dengan manusia - manusia disekelilingnya, dia tidak peduli dengan Indonesiaku. Tapi anehnya, dia mengaku mencintai Indonesiaku. Bahkan, baginya tidak ada yang paling mencintai Indonesiaku selain dirinya.
            Tetapi itu hanya segelintir oknum dari generasiku ! Karena yang benar - benar mencintai Indonesiaku dan memiliki konstribusi nyata untuk Indonesiaku lebih banyak daripada mereka yang hanya mencintai Indonesiaku dengan kata – kata atau bahkan tidak mencintai sama sekali. Mereka adalah orang - orang yang sadar bahwa masa depan dari Indonesiaku ada di tulang punggung mereka. Mereka sadar bahwa mencintai Indonesiaku tidak hanya sekedar dengan kata - kata. Tetapi, juga dengan pikiran dan perbuatan. Mereka adalah orang - orang yang telah sadar bahwa mereka bukan remaja lagi, apalagi anak - anak, tetapi mereka adalah orang dewasa yang sudah memiliki empat kewajiban ataupun empat fungsi. Yaitu, agent of change, iron stock, moral force, dan juga social control. 
            Banyak sekali contoh dari generasiku, yang dapat kita lihat di media sosial, televisi, koran, radio, dan sejenisnya, yang memiliki pemikiran dewasa seperti yang diharapkan oleh Indonesiaku. Mereka bertebaran di seluruh bagian dari Indonesiaku.
            Mereka lahir dari berbagi tempat dan kalangan. Ada yang dari keluarga kaya raya, keluarga yang biasa saja, dan sampai keluarga yang sangat amat miskinpun mereka ada. Ada yang terlahir sebagai anak dari seorang pengusaha, anak dari karyawan swasta, anak dari pegawai negeri sipil, anak dari pendagang, anak dari guru, anak dari polisi, anak dari tuknag ojek, anak dari tukang becak, anak dari anggota TNI, anak dari anggota DPR, anak dari presiden, anak dari anggota MPR, anak dari tukang tahu, anak dari kuli, anak dari buruh cuci, anak dari pemulung, anak dari pengemis, anak dari seorang pengangguran, bahkan anak yatim piatu sekalipun.
            Siapapun mereka dan darimana pun mereka aku dan Indonesiaku sangat -sangat amat berterimakasih atas konstribusi nyata yang telah kalian berikan kepada Indonesiaku. Iya, ditengah segelintir manusia daari generasiku yang membuat Indonesiaku jatuh terpuruk sekali. Kalian datang membawa cahaya untuk Indonesiaku.
            Indonesiaku dan terkhusus aku sangangat bangga memiliki generasi seperti generasiku. Semoga generasi – generasi adek - adek kami, generasi - generasi  yang berada di bawah kami dapat membuat Indonesiaku lebih baik lagi dengan konstribusi - konstribusi nyata untuk Indonesiaku agar dapat berlari kencang mengalahkan bangsa – bangsa lain.
            Iya, sekecil apapun konstribusimu itu sangat – sangat amat dibutuhkan oleh Indonesiaku. Tidak harus dengan menciptakan penemuan baru, tidak harus juga membuat tulisan – tulisan essay berisi kritikan, tidak juga harus turun ke jalan, serta tidak juga harus mendapat medali emas atau ip yang cum claude. Jika hal – hal tersebut terlalu berat untuk dilakukan kita, cukup kita dengan membeli dan memakai barang – barang produk buatan Indonesiaku. Maka itu sudah cukup membuat Indonesia bangga.
            Jika dirasa melakukan hal itu pun amat sulit, maka kita cukup dengan tidak membuang sampah sembarangan, maka kau sudah embuat konstribusi yang sangat – sangat amat besar untuk Indonesiaku.

Created by Rahma R. Saraswati

Sumber :

No comments:

Post a Comment