Bismillaah,
Assalamu'alaykum guys !! Jadi kalo sebelumnya gue ngeshare essay bikinan gue tentang plagiatisme. Ada satu lagi nih essay tentang Konstribusi Generasiku untuk Indonesiaku. Waktu disuruh bikin ini miniml 1000 kata guys. Jadi, musti mikir banget wkwkwk. Ohiya, gue jua ada essay tentang bidikmisi, tapi lagi dilombakan jadi belom bisa gue share. Do'a-in yaa biar gue mendapatkan yang terbaik. Karena ini lomba pertama gue saat jadi mahasiswa. Menang ataupun gak menang tetap bakalan gue share disini kok ! Jadi, tenang aja !! Semoga bermanfaat dan menginspirasi yaa :)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Assalamu'alaykum guys !! Jadi kalo sebelumnya gue ngeshare essay bikinan gue tentang plagiatisme. Ada satu lagi nih essay tentang Konstribusi Generasiku untuk Indonesiaku. Waktu disuruh bikin ini miniml 1000 kata guys. Jadi, musti mikir banget wkwkwk. Ohiya, gue jua ada essay tentang bidikmisi, tapi lagi dilombakan jadi belom bisa gue share. Do'a-in yaa biar gue mendapatkan yang terbaik. Karena ini lomba pertama gue saat jadi mahasiswa. Menang ataupun gak menang tetap bakalan gue share disini kok ! Jadi, tenang aja !! Semoga bermanfaat dan menginspirasi yaa :)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Generasiku
adalah generasi sembilan puluhan. Generasi yang lahir disaat Indonesiaku sedang
mengalami krisis moneter, krisis pangan, dan kekrisisan yang lainnya.
Generasiku adalah generasi yang lahir di tengah - tengah kebangkitan kembali
bangsaku. Saat itu kami hanyalah anak - anak, balita dan bayi - bayi mungil
yang tak mengerti apa - apa.
Namun,
sekarang berbeda ! Umur termuda dari generasiku sekarang ini adalah delapan
belas tahun. Itu berarti generasiku bukanlah generasi anak - anak lagi ! Bukan
juga generasi remaja labil. Bukan pula generasi yang duduk di bangku sekolah
dasar, bukan juga generasi sekolah menengah. Apalagi, generasi taman kanak -
kanak. Bukan !! Usia termuda dari generasiku sekarang sudah menyandang status
mahasiswa ! Iya, mahasiswa !!
Generasiku sekarang sudah menyandang
status yang sama seperti dengan orang - orang yang membuat Indonesiaku bangkit
disaat kami baru saja lahir. Itu berarti sekarang sudah tugas generasiku untuk
meneruskan perjuangan para kakak - kakak kami yang telah membuat Indonesiaku
bangkit dari berbagai macam krisis. Sekarang,
giliran generasikulah yang memiliki fungsi sebagai agent of change, iron stock, moral force, dan juga social control.
Generasiku
sekarang sudah memiliki fungsi sebagai agen perubahan. Generasiku harus
memiliki konstribusi nyata untuk merubah Indonesiaku menjadi lebih baik. Banyak
cara telah dilakukan oleh generasiku. Sebagai agen perubahan generasiku telah
mencoba untuk bersikap kritis di berbagai bidang. Mulai dari bidang pendidikan,
politik, dan demokratisasi, sumber daya alam serta ekonomi, ilmu pengetahuan,
teknologi, olahraga, seni serta budaya, lingkungan, kewirausahaan,
kepemimpinan, kepoloporan, bahkan agama. Ide- ide itu lalu dituangkan dalam
tulisan maupun aksi.
Selain
sebagai agen perubahan, generasiku juga adalah para calon pemimpin Indonesiaku.
Masa depan Indonesiaku ada di tangan generasiku. Bukan hanya sekedar calon,
tetapi sudah banyak dari generasiku yang sudah banyak menjadi pemimpin dari
Indonesiaku.
Generasiku juga memiliki fungsi
sebagai kekuatan moral bangsaku. Dimana moral Indonesiaku akan tercemin dari
moral - moral generasiku. Meskipun ada segelintir dari generasiku yang memiliki
moral buruk. Tapi, yang memiliki moral baik lebih banyak daripada manusia -
manusia yang mememiliki moral buruk. Sudah banyak hafidz dan hafidzah dari
Indonesia yang terkenal hingga ke luar negeri.
Terakhir, generasiku sekarang juga
memiliki fungsi untuk mengontrol penyimpangan - penyimpangan sosial yang
terjadi di Indonesiaku.Lagi dan lagi sudah banyak konstribusi nyata yang
diberikan oleh generasiku untuk mengontrol penyimpangan - penyimpangan sosial
yang terjadi di Indonesiaku. Mereka melakukannya melalui tulisan, diskusi, serta
juga aksi turun ke jalan seperti demo dan sebagainya.
Generasiku lahir disaat Indonesiaku
mulai merangkak untuk bangkit. Sekarang, generasiku sudah dewasa. Sudah saatnya
generasiku membuat Indonesiaku berjalan untuk bangkit dan pada akhirnya dapat
berlari kencang bukan hanya sekedar untuk bangkit dari ketepurukan tetapi
berlari untuk mengalahkan bangsa - bangsa lain yang sudah lebih dulu bangkit.
Sungguh disayangkan beberapa oknum
dari generasiku memiliki sikap tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ada
segelintir manusia dari generasiku justru malah membuat Indonesiaku jatuh
kembali. Bahkan luka yang dibuat lebih dalam dari sebelumnya.
Mereka mengalami degradasi moral ,
terlena akan kesenangan yang sementara dan berhura - hura, lalu melupakan
tugasnya untuk memberikan konstribusi nyata untuk Indonesiaku. Mereka justru
lebih mencintai bangsa -bangsa lain dibanding Indonesiaku. Mereka terjebak
dalam budaya hendonisme, anti sosial, dan serba instan. Pemikiran mereka masih
seperti pemikiran anak – anak yang duduk di bangku taman kanak - kanak, yang
hanya ingin bermain dan terus bermain.
Adapula oknum dari generasiku yang
memiliki sifat seperti para remaja labil yang memikirkan dirinya sendiri.
Begitu semua kepentingan, kebutuhan, dan keinginannya sudah tercapai maka dia
merasa aman dan puas. Dia tidak peduli dengan manusia - manusia
disekelilingnya, dia tidak peduli dengan Indonesiaku. Tapi anehnya, dia mengaku
mencintai Indonesiaku. Bahkan, baginya tidak ada yang paling mencintai
Indonesiaku selain dirinya.
Tetapi itu hanya segelintir oknum
dari generasiku ! Karena yang benar - benar mencintai Indonesiaku dan memiliki
konstribusi nyata untuk Indonesiaku lebih banyak daripada mereka yang hanya
mencintai Indonesiaku dengan kata – kata atau bahkan tidak mencintai sama
sekali. Mereka adalah orang - orang yang sadar bahwa masa depan dari
Indonesiaku ada di tulang punggung mereka. Mereka sadar bahwa mencintai Indonesiaku
tidak hanya sekedar dengan kata - kata. Tetapi, juga dengan pikiran dan
perbuatan. Mereka adalah orang - orang yang telah sadar bahwa mereka bukan
remaja lagi, apalagi anak - anak, tetapi mereka adalah orang dewasa yang sudah
memiliki empat kewajiban ataupun empat fungsi. Yaitu, agent of change, iron stock, moral force, dan juga social control.
Banyak sekali contoh dari
generasiku, yang dapat kita lihat di media sosial, televisi, koran, radio, dan
sejenisnya, yang memiliki pemikiran dewasa seperti yang diharapkan oleh
Indonesiaku. Mereka bertebaran di seluruh bagian dari Indonesiaku.
Mereka lahir dari berbagi tempat dan
kalangan. Ada yang dari keluarga kaya raya, keluarga yang biasa saja, dan
sampai keluarga yang sangat amat miskinpun mereka ada. Ada yang terlahir
sebagai anak dari seorang pengusaha, anak dari karyawan swasta, anak dari
pegawai negeri sipil, anak dari pendagang, anak dari guru, anak dari polisi,
anak dari tuknag ojek, anak dari tukang becak, anak dari anggota TNI, anak dari
anggota DPR, anak dari presiden, anak dari anggota MPR, anak dari tukang tahu,
anak dari kuli, anak dari buruh cuci, anak dari pemulung, anak dari pengemis,
anak dari seorang pengangguran, bahkan anak yatim piatu sekalipun.
Siapapun mereka dan darimana pun
mereka aku dan Indonesiaku sangat -sangat amat berterimakasih atas konstribusi
nyata yang telah kalian berikan kepada Indonesiaku. Iya, ditengah segelintir
manusia daari generasiku yang membuat Indonesiaku jatuh terpuruk sekali. Kalian
datang membawa cahaya untuk Indonesiaku.
Indonesiaku dan terkhusus aku
sangangat bangga memiliki generasi seperti generasiku. Semoga generasi –
generasi adek - adek kami, generasi - generasi
yang berada di bawah kami dapat membuat Indonesiaku lebih baik lagi
dengan konstribusi - konstribusi nyata untuk Indonesiaku agar dapat berlari
kencang mengalahkan bangsa – bangsa lain.
Iya, sekecil apapun konstribusimu
itu sangat – sangat amat dibutuhkan oleh Indonesiaku. Tidak harus dengan
menciptakan penemuan baru, tidak harus juga membuat tulisan – tulisan essay berisi
kritikan, tidak juga harus turun ke jalan, serta tidak juga harus mendapat
medali emas atau ip yang cum claude. Jika hal – hal tersebut terlalu berat
untuk dilakukan kita, cukup kita dengan membeli dan memakai barang – barang
produk buatan Indonesiaku. Maka itu sudah cukup membuat Indonesia bangga.
Jika dirasa melakukan hal itu pun
amat sulit, maka kita cukup dengan tidak membuang sampah sembarangan, maka kau
sudah embuat konstribusi yang sangat – sangat amat besar untuk Indonesiaku.
Created by Rahma R. Saraswati
Created by Rahma R. Saraswati
Sumber
:
No comments:
Post a Comment